Rencananya mau buat noval, tapi jadinya seperti ini.
yahhh.. maklumi saja baru pertama kalinya buat cerita seperti ini
selamat membaca, maaf kalau ceritanya jelek
WANITA YANG TERABAIKAN
Hari yang indah, mentari
di akhir bulan oktober di tahun 2014 begitu hangat dan nyaman, karena mulai
peralihan dari panasnya musim kemarau ke sejuknya musim hujan mulai memancarkan
sinar yang begitu indah di hari pelulusan universitas. Namaku Amhy Saat itu umurku sudah 20 tahun. Bersama kedua
orang tuaku dan ketiga adik
dan seorang paman teman ayah, kami bergegas ke tempat wisuda hari itu dengan mengendarai mobil kecil milik
kakak sepupuku.
Setibanya ditempat wisuda yang hari itu
dilaksanakan di sebuah hotel yang baru saja selesai dibangun namun masih belum
rampung, entah mengapa wajahku tiba-tiba langsung berpaling pada
pintu gerbang masuk hotel. mataku tertuju pada seorang pria yang taka asing bagiku, aku tidak tahu mengapa,
tapi wajahku menghadap pas padanya saat iya turun dari motornya itu. Mungkin
hati dan tubuhku sudah peka terhadap kehadirannya. Ya dia adalah seorang teman
sekelasku yang sudah kusukai sejak masuk ke universitas ini 3 tahun yang lalu.
Semua berawal saat
hari itu, untuk pertama kalinya aku melihat sosok seorang pria yang tipe-ku
banget, tinggi, putih, rambut hitam lurus, keren dan pendiam. pokoknya semua tipe pria yang kusukai ada pada dirinya.
Pandanganku tak teralihkan darinya pada
hari itu, terkadang aku menunduk kemudian kuangkat wajahku kembali
dan memandanginya lagi. Pertemuan yang membawaku pada ikatan yang tidak akan
mungkin terkabul. Cinta yang bertepuk sebelah tangan yang terjadi setiap 3
tahun sekali. Mencintai pria yang berbeda-beda dan terus memendam perasaan itu
tanpa mengungkapkannya dan tidak mengharapkan balasan yang setimpal atas cinta
itu. Sehingga semuanya berlalu begitu saja.
Seolah-olah tak
ingin melewatkan cinta yang kali ini kurasakan, kuputuskan untuk “menyapanya” yang
selalu muncul dipikiranku. Dengan hati yang menggebu-gebu dan pipi yang merona
malu, Dari kejauhan yang ada dibayangan ku hanyalah menyapanya. Dan tiba-tiba
teringat padaku kata-kata yang selalu kuucapkan di dalam kamarku setiap ingin tidur sejak dua tahun yang lalu.
“aku berjanji, aku
akan menyatakan cintaku padanya di hari pelulusan nanti, aku tidak mau kejadian
yang sama enam tahun ini terulang kembali dan menjadi perasaan yang tidak
berarti” kataku sambil mengepalkan tanganku kemudian menaruhnya didada agar aku
selalu mengingat janji ini.
Dengan semangat yang berkobar-kobar, aku yakin
dan berharap janjiku itu akan tercapai di hari pelulusan nanti.
Tapi aku tak mampu
untuk mengungkapkan sepatah katapun padanya. Waktu yang selama ini
kunanti-nanti terlewatkan begitu saja seperti saat dia melintas begitu saja
dihadapanku tanpa menoleh sekalipun padaku. Disitulah aku semakin yakin bahwa
dia tidak mungkin untuk menyukaiku.
Mungkin dengan
membiarkan perasaanku ini hilang seiring berjalannya waktu adalah cara yang
tepat agar aku mampu melupakan dia, tapi sekarang sudah 6 bulan berlalu sejak
kami tidak pernah bertemu. Tapi bayangnanya selalu muncul di dalam pikiranku
setiap melihat foto-foto kebersamaan kami di saat kuliah. Aku selalu berkata
“apakah dia juga
selalu memikirkanku seperti aku selalu mengingatnya…??”
"apakah dia
selalu mengingatku sebelum iya tidur, seperti aku mengingatnya sebelum aku
tidur?"
"apakah dia
tidak pernah memandangi fotoku seperti aku selalu memandangi fotonya?"
Tapi hati kecilku
berkata “mana mungkin dia menyukaiku, memikirkan dan
memandangi foto wanita seperti aku”.
Seandainya saja
kami berjodoh, entah bagaimana nanti tuhan akan mempertemukan kami. Tak ada
seorangpun yang mengetahui cara tuhan untuk mempertemukan seseorang yang akan
saling mencintai sehidup semati. Saat membahas apakah aku berjodoh dengannya Aku
menjadi ingat hari dimana dia mengatakan sesuatu yang begitu menyakitkan hati.
Hari itu sore yang
lembab dibulan april karena hujan telah usai di rumah maisyah (teman satu
kampus), aku yang datang bersama hesty (teman satu kampus) untuk bersama-sama
mengerjakan laporan kampus, walaupun aku berbeda kelompok dengan mereka, karena
aku tahu arsyad pasti ada disana, jadi aku memutuskan untuk ikut bersama
mereka. Betul saja 10 menit kemudian orang yang aku nantikan akhirnya datang.
“hai Arsyad…!!”
begitulah aku menyapanya tanpa pikir panjang . Turunlah dia dari motornya dan
menyapa balik
“hai… sudah
lama…??” Tapi dia tidak berkata padaku, melainkan dengan hesty dan lainnya.
Seolah-olah dia mengabaikanku.
Tanpa berkata
banyak aku langsung saja mencoba semua makanan yang ada didepan mataku, kue,
pudding, buah rambutan, dan teh. Memang cocok untuk hari yang lembab itu.
Beberapa lama
kemudian entah dimulai dengan siapa aku sudah lupa dan pembahasan apa sehingga
kami membahas soal jodoh. Maisyah bilang
“kita bisa tahu
jodoh kita dari tempat bergaulnya kita”, kemudian ahmad menyambung
“semua orang di
dunia ini berjodoh, seperti saat-saat kita bertemu seperti ini, duduk ngobrol
dan makan-makan bersama itu berarti kita jodoh”
“betul juga”
pikirku.
Lalu maisyah melanjutkan lagi kata-katanya
“saat seseorang
mencari jodoh itu bagaikan dia mencari bunga yang sangat dia inginkan di sebuah
ladang bunga yang sangat luas. Jika kamu melewatinya, kemungkinan untuk
menemukannya kembali akan sulit karena mungkin sudah diambil oleh orang lain”.
“kata-kata yang begitu
menyentuh” pikirku.
lalu arsyad pun
mengeluarkan kata-katanya
“tapi kalau amhy
tidak apa-apa jhe terlewatkan, tidak akan menjadi masalah”
"Ukh…." Sakitnya
itu di dalam palung hatiku yang paling dalam saat dia berkata seperti itu. Tapi
untuk menyembunyikannya aku pun berkata
“siapa juga yang
menunggu kamu datang, saya tidak berharap juga dipetik dengan laki-laki seperti
kamu” rasanya lega juga mengeluarkan kata-kata itu.
Arsyad lalu
berkata “awas kau menyesal.”
“menyesal Untuk
apa.? tak ada masalah” jawabku tanpa pikir panjang.
“hm,hm,hm, jangan
kau bilang begitu arsyad, nanti kau menyesal itu.” Kata hesty kemudian dia
melanjutkan kata-katanya
“kalian itu kalau
ketemu bertengkar terus, jangan-jangan kalian itu jodoh” kata linda. tapi dia
mengatakan sambil tersenyum mengejek. Lalu aku berkata
“hah… tidak
mungkin lah….!” Dengan muka agak kesal aku mengatakannya karena sudah tak
sanggup lagi di bully oleh mereka. Tapi arsyad berkata
“kenapa tidak mungkin
.?? apa yang tidak mungkin” katanya sambil senyum-senyum meledekku.
“ya tidak mungkin lah..!!” dengan muka
judes aku segera hentikan perkaaanku dan memakan semua makanan yang ada disitu
untuk mengalihkan dan mencegah mereka mengeluarkan kata yang tak mengeenakkan
ditelinga.
aku heran dengan
anak ini, aku tidak mengerti dengan perkataanya yang mengatakan akan
mengabaikanku sudah pasti kami itu tidak berjodoh tapi dia
mengatakan lagi kenapa tidak mungkin kami tidak berjodoh. Serasa ingin mengatai
dia Aneh. Yang ada dipikiranku saat itu adalah bagaimana cara untuk mengakhiri
bully-an mereka terhadapku.
♥♥♥♥♥♥♥
JODOH,, jodoh itu adalah sebuah kata
yang hanya terdiri dari lima huruf yang terdapat dua huruf o. Kata ini, yang
apabila kita mencarinya dan mengharapkannya tak kunjung datang, tapi apabila ia
datang pasti tidak ada seorangpun yang mampu menduganya dan dalam keadaan yang
tak pernah terduga pula (walaupun aku belum pernah merasakannya). Aku sungguh
tidak mengerti dengan satu kata ini.
Sudah sepuluh
bulan lewat sejak dia mengatakan akan
mengabaikan aku, dan semua kata-katanya telah terbukti yaitu dia akan
mengabaikanku dan perkataankupun menjadi kenyataan bahwa kami memang tidak akan
berjodoh. Waktu telah membuktikannya. Semenjak selesai kuliah kami tidak pernah dipertemukan
kembali, walau kadang-kadang aku
mulai memikirkannya dan mulai melihat foto-foto dirinya yang tersimpan di dalam
laptop kesayangan ini untuk melawan rasa rindu yang mungkin masih terasa dalam hati
ini.
Aku selalu mengharapkan kebaikan pada
orang yang pernah mengisi hatiku ini.
“carilah bunga yang sesuai dengan
keinginanmu, Semoga kamu tak pernah melewati bunga yang kamu cari arsyad,
jangan pernah menyerah mencari bunga itu kalau perlu telitilah, jangan sampai
kamu melewatinya karena kamu sengaja untuk mencari bunga yang lebih indah
lainnya”.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar