Rabu, 23 Juli 2014

KELAINAN SEL DARAH



A.    KELAINAN SEL LEUKOSIT
1.      Kelainan pada neutrofil
a.       Toksik granula
Granulasi Toksik, adanya granula sitoplasma terwarnai lebih mencolok dan lebih kasar pada sitoplasma netrofil pasien yang sakit atau terinfeksi berat. Granula ini berisi enzim yang diaktifkan secara abnormal dan bukan badan inklusi atau zat yang difagosit. Sitoplasmanya sering bervakuola atau mengambil warna lebih basa daripada normal. Ditemuakan pada pasien luka bakar dan pasien keracunan obat, infeksi berat dan inflamasi
b.      Dohle-bodies
Sisa-sisa ribosom dan retikulosit yang rusak dalam bentuk oval atau bulat, berwarna biru abu-abu dan biasanya ditemukan pada bagian perifer netrofil, dijumpai pada infeksi berat, keganasan, anomaly May-Heglin, luka bakar dan setelah pengobatan dengan kemoterapi.
c.       Barr body

Pada sel neutrofil wanita terdapat inti neutrofil yang tidal atau menonjol keluar dan menyipang pada 1 atau 2 lobus. Memiliki ukuran 1,5 µm.
d.      Pelger-huet anomaly

Pelger-Huet anomaly (PHA) mewarisi kondisi darah di mana inti dari beberapa jenis sel darah putih (neutrofil dan eosinofil) memiliki bentuk yang tidak biasa (bilobed atau berbentuk halter) dan struktur (kasar dan kental). Varian herediter, netrofil memiliki inti sel berlobus dua atau satu dengan kromatin kasar namun berfungsi normal. Sedang varian didapat, morfologi serupa dan dijumpai  pada penyakit mieloproliferatif. Netrofil matang ini sering disangka bentuk imatur atau batang

e.       Chediak-higashi anomaly

Chediak-higashi anomaly terdapat pada sitoplasma seperti noda besar berwarna biru kehijauan pada pewarnaan wrigh dan biru keunguan pada pewarnaan giemza. Chediak-higashi anomaly merupakan gangguan resesif autosomal yang jarang pada fungsi dan struktur lisosom hingga terjadi penimbunan lisososm raksasa berisi hidrolase dan enzim lain. Selain pada netrofil, dapat dijumpai pada sel epitel, sel saraf, dan melanosit.
f.       Alder Reilly anomaly

Alder-reilly anomaly Netrofil mengandung granula raksasa bewarna gelap terisi polisakarida akibat kelainan metabolisme mukopolisakarida sistemik yang menimbulkan gargolism pada sindrom Hunter, sindrom Hurler, dan mukopolisakaridosis lainnya. terdapat Toksik granula didalam inti sel  neutrophil, eosinophil, basophil, kadang-kadang dalam limfosit & monosit dengan granula yang sangat besar, warna merah dan jumlahnya banyak.
g.      May Hegglin Anomaly
May-hegglin anomaly terdapat dohle bodies dalam neutophil & trombosit. Badan biru atau merah muda mirip badan Dohle sebagai penyebab distorsi sitoplasma sel  myeloid dan monositik. Keadaan ini sering disertai trombositopeni dan kelainan morfologi trombosit. Penyebab ini biasanya inherited (keturunan).
h.      Smudge cell/ Basket cell
Memiliki inti yang tidak sempurna, Basket sel atau smudge sel adalah sel leukosit yang telah rusak selama persiapan dari darah perifer. Sel ini biasanya terlihat pada leukimia limfositik kronik tetapi dapat juga terlihat pada penyakit keganasan lainnya. Disebut basket sel karena bentuknya yang menyerupai keranjang yang di sebabkan karena gumpalan kromatin yang memanjang keluar dari massa sel dan terlihat sebagai noda kromatin yang bentuknya menyerupai keranjang. Penyakit yang ditandai dengan adanya basket sel ini adalah leukemia limfositik kronik.
2.      Kelainan pada eosinofil
Eosinofilia    berat dapat terjadi Pada infeksi parasit dan apabila jumlahnya sangat hebat disebut sindrom hipereosinofil. Eosinofil dengan granula abnormal sering ditemukan pada beberapa tipe leukemia myeloid akut, leukemia myeloid kronik dan mielodisplasia.
3.      Kelainan pada basofil
Basofil nampak meningkat pada kelainan mieloproliferatif dan khas pada leukemia myeloid kronik
4.      Kelainan pada monosit
Jumlah monosit meningkat dijumpai pada infeksi kronik dan inflamasi lainnya seperti tuberculosis, chrohn’s disease, leukemia myeloid kronik, leukemia akut. Pada leukemia mielomonositik kronik, maturasi monosit meningkat sampai 100 kali
5.      Kelainan pada limfosit.
Limposit atipik adalah limposit yang besar dengan diameter lebih 20 mikron, sitoplasma lebih biru, inti besar dengan kromatin terbuka dan sitoplasma berlebihan dengan bentuk tertur. Pada beberapa limposit atipik dapat didiagnosis sebagai mononucleosis infeksiosa, infeksi virus, reaksi imunologis.





B.     KELAINAN ERITROSIT
1.      Kelainan bentuk eritrosit
a.       Mikrosit
Diameter < 7 mikron, biasa disertai dengan warna pucat (hipokromia). Pada  pemeriksaan sel darah lengkap didapatkan MCV yang rendah. Ditemukan pada Anemia defesiensi besi, Keracunan tembaga, Anemia sideroblasik, Hemosiderosis pulmoner idiopatik, Anemia akibat penyakit kronik.
b.      Makrosit
Diameter rata-rata > 8 mikron. MCV lebih dari normal dan MCH biasanya tidak berubah. Ditemukan pada Anemia megaloblastik, Anemia aplastik/hipoplastik, Hipotiroidisme, Malnutrisi, Anemia pernisiosa, Leukimia, Kehamilan.

c.       Anisocytosis
      Anisocytosis adalah suatu keadaan dimana terjadinya ukuran eritrosit yang bervariasi besar dan kecil dalam satu sediaan apusan darah.
2.      Kelainan warna pada eeritrosit
a.       Hipokromia
Hipochromia adalah suatu keadaan dimana eritrosit memiliki daerah pucat (halo) yang lebih besar atau lebih luas dari normal, dikelilingi dengan dengan warna tebal mirip bundaran cincin. Terjadi pada penurunan kadar hemoglobin, Anemia defesiensi fe, Anemia sideroblasti, Penyakit menahun (mis. Gagal gunjal kronik), dan Talasemia dan Hb-pati (C dan E).

b.      Hiperkromia
Hiperkromik adalah eritrosit yang tampak lebih merah/gelap dari warna normal. Keadaan ini kurang mempunyai arti penting karena dapat disebabkan oleh penebalan membrane sel dan bukan karena naiknya Hb (oversaturation). Kejenuhan Hb yang berlebihan tidak dapat terjadi pada eritrosit normal sehingga true hypercromia tidak dapat terbentuk.
c.       Polikromasi
Polikromasia adalah keadaan dimana terdapat beberapa warna di dalam sebuah lapangan sediaan apus. Misalnya ditemukan basofilik dan asidofilik karena ada penambahan retikulosit dan defek maturasi eritrosit. Dapat ditemukan pada keadaan eritropoesis yang aktif misalnya anemia pasca perdarahan dan anemia hemolitik. Juga dapat ditemukan pada gangguan eritropoesis seperti mielosklerosis dan hemopoesis ekstrameduler.
3.      Variasi kelainan bentuk
a.       Sperocyt
Sperocyt adalah eritrosit berukuran lebih kecil normal, tidak terlihat daerah pucat ditengah, berbentuk irisan melintang dan bukan berbentuk bikonkaf melainkan bikonfeg. Eritrosit ini rapuh karena masalah genetik dengan protein dalam struktur sel darah merah. Kerapuhan ini menyebabkan sel untuk dapat dengan mudah dihancurkan. Terjadi pada autoimun anemia hemolitik.
b.      Target sel
Sel target adalah eritrosit hipokromik tampak seperti target karena mereka stain.Darkly di bagian perifer dan sentral. Dijumpai pada Talasemia, Penyakit hati kronik, Hb-pati dan Pasca splenektomi.
c.       Stomatochyt
Stomatochyt adalah eritrosit yang memiliki halo tidak bundar melainkan berbentuk elips, dijumpai pada Stomasitosis herediter, Keracunan timah, Alkoholisme akut, Penyakit hati menahun, Talasemia, Anemia hemolitik.
d.      Poiklositosis
Poiklositosis adalah suatu keadaan dimana terjadinya variasi bentuk dari eritosit dalam satu sediaan apusan darah. Terjadi pada hemoposis extramedullaris
e.       Sel sabil
Eritrosit berbentuk bulan sabit atau arit . Kadang-kadang bervariasi berupa lanset huruf  “L”, “V”, atau “S” dan kedua ujungnya lancip. Terjadi oleh karena gangguan oksigenasi sel. Ditemukan pada penyakit-penyakit Hb-pati seperti Hb S dan lain-lain.
f.       Ovalocyt dan eliptocyt
Bentuk sangat bervariasi seperti oval, pensil dan cerutu dengan konsentrasi Hb umumnya tidak menunjukkan hipokromik. Hb berkumpil pada kedua kutub sel. Ditemukan pada Elliptositosis herediter ( 90 – 95% eritrosit berbentuk ellips), Anemia megaloblastik.
g.      Acantocyt
Akantosit  (Spurr cell)  adalah eritrosit yang pada dinding   terdapat tonjolan–tonjolan sitoplasma yang berbentuk duri (runcing), disebut tidak merata dengan jumlah 5 – 10 buah, panjang dan besar tonjolan bervariasi, ditemukan pada Abetalipoproteinemia herediter, Pengaruh pengobatan heparin, Pyruvate kinase deficiency, Penyakit Hati dengan anemia hemolitik, Pasca splenektomi.
h.      Burr sel
Echynocyte (Burr cell, Crenated cell, sea-urchin cell) merupakan eritrosit dengan tonjolan duri yang lebih banyak ( 10 – 30 buah), berukuran   sama. Tersebar merata  pada pada permukaan sel. Ditemukan pada Penyakit ginjal menahun (uremia), Karsinoma lambung, Artefak waktu preparasi, Hepatitis, Bleeding peptic ulcer, Pyruvate kinase deficiency, Sirosis hepatic, Anemia hemolitik.
i.        Schistocyt
            Schistocytes juga disebut "fragmen sel merah" atau "sel duri". Poikilocytosis karena mekanik fragmentasi sel darah merah mencolok. Bentuknya bervariasi dari segitiga atau helm untuk lingkup kecil. Smear ini dari pasien dengan sindrom uremik hemolitik.
j.        Krenasi
            Eritrosit memperlihatkan tonjolan-tonjolan tumpul di seluruh permukaan sel. Letaknya tidak beraturan terlihat seperti pecahan eeritrosit, ditemukan pada hemolisis intravaskuler.

k.      Tear drop sel
            Eritrosit memperlihatkan tonjolan plasma yang mirip ekor sehingga seperti  tetes    air mata atau buah pir. Ditemukan pada Anemia megaloblastik, Myelofibrosis, Hemopoesis ekstramedullarKadang-kadang pada talasemia
4.      Kelainan intasel
a.       Reouleux formation
            Reuleux adalah eritrosit yang saling bertautan membentuk formasi mirip tumpukan uang logam, sehingga menjadi suatu masa yang berat oleh karena peninggian kadar hemoglobin yang normal, karena artefak. Harus dibedakan   dari aglutinasi yang dijumpai pada AIHA, Ditemukan pada Multiple mieloma, makroglobulonemia.
b.      Basophilic stipling
            Basophilic stipling adanya bintik-bintik kasar merata dan berwarna ungu di dalam eritrosit. keracunan timah, Anemia megaloblastik, Myelodisplastik syndrom (MDS), Talasemia minor, Unstable hemoglobin   disease.
c.       Benda pappenheimer
Eritrosit dengan granula kasar, dengan diameter ± 2 mikron yang mengandung Fe, feritin, berwarna biru oleh karena memberikan reaksi Prusian blue positif. Eritrosit yang mengandung benda inklusi disebut siderosit dan bila ditemukan > 10% dalam sediaan hapus, petanda adanya gangguan sintesa hemoglobin. Ditemukan pada  Anemia Sideroblastik, Pasca splenektomi, Beberapa anemia hemolitik.
d.      Howel jolly bodies
            Merupakan sisa pecahan inti eritrosit , diameter pecahan rat-rata 1 mikron, berwarna ungu kehitaman, biasanya tunggal. Ditemukan pada, Pasca splenektomi, Anemia hemolitik, Anemia megaloblastik, Kelainan   metabolisme hemoglobin, Steatorrhoe, Osteomyelodisplasia, Talasemia.
e.       Cabot ring
Merupakan sisa dari membrane inti, warna biru keunguan, bentuk cincin angka ‘8’. Terdapat dalam sitoplasma. Ditemukan pada Talasemia, Anemia pernisiosa, Anemia hemolitik, Keracunan timah, Pasca splenektomi, Anemia megaloblastik.


f.       Polikromatophilia
Eritrosit muda yang mengambil zat warna asam dan basa karena RNA, ribosom dan hemoglobin. Bila diwarnai dengan pulasan supravital sel ini retikulosit.
g.      Benda heinz
Hasil denaturasi hemoglobin yang berubah sifat. Tidak jelas terlihat dengan pewarnaan Wright’s, tetapi dengan pengecatan  kristal violet seperti benda-benda kecil tidak teratur berwarna dalam eritrosit. Ditemukan pada G-6-PD defesiensi, Anemia hemolitik karena obat, Pasca splenektomi, Talasemia, Panyakit Hb Kohn Hamme

Tidak ada komentar:

Posting Komentar