Jamur
memang sangat erat hubungannya dengan kehidupan manusia. Sedemikian eratnya
sehingga manusia tak terlepas dari jamur. Jenis fungi-fungian ini bisa hidup
dan tumbuh di mana saja, baik di udara, tanah, air, pakaian, bahkan di tubuh
manusia sendiri.
Jamur bisa menyebabkan penyakit yang cukup parah bagi manusia. Penyakit tersebut antara lain mikosis yang menyerang langsung pada kulit, mikotoksitosis akibat mengonsumsi toksin dari jamur yang ada dalam produk makanan, dan misetismus yang disebabkan oleh konsumsi jamur beracun.
Pada manusia jamur hidup pada lapisan tanduk. Jamur itu kemudian melepaskan toksin yang bisa menimbulkan peradangan dan iritasi berwarna merah dan gatal. Infeksinya bisa berupa bercak-bercak warna putih, merah, atau hitam di kulit dengan bentuk simetris. Ada pula infeksi yang berbentuk lapisan-lapisan sisik pada kulit. Itu tergantung pada jenis jamur yang menyerang.
Jamur bisa menyebabkan penyakit yang cukup parah bagi manusia. Penyakit tersebut antara lain mikosis yang menyerang langsung pada kulit, mikotoksitosis akibat mengonsumsi toksin dari jamur yang ada dalam produk makanan, dan misetismus yang disebabkan oleh konsumsi jamur beracun.
Pada manusia jamur hidup pada lapisan tanduk. Jamur itu kemudian melepaskan toksin yang bisa menimbulkan peradangan dan iritasi berwarna merah dan gatal. Infeksinya bisa berupa bercak-bercak warna putih, merah, atau hitam di kulit dengan bentuk simetris. Ada pula infeksi yang berbentuk lapisan-lapisan sisik pada kulit. Itu tergantung pada jenis jamur yang menyerang.
Klasifikasi
Klasifikasi ilmiah dari Malassezia furfur :
Kerajaan
: Fungi
Divisio
: Basidiomycota
Kelas
: Hymenomycetes
Ordo
: Tremellales
Familia :
Filobasidiaceae
Genus
: Malassezia
Spesies
: Malassezia furfur
B. PENGERTIAN
Panu
atau di dunia medis disebut dengan bahasa aneh Pityriasis versicolor,
merupakan infeksi jamur di permukaan kulit. Biasanya kumat-kumatan dan
tak jarang tanpa keluhan (asimptomatis). Penyakit ini disebabkan oleh Pityrosporum
ovale.
Definisi
medisnya adalah infeksi jamur superfisial yang ditandai dengan
adanya makula di kulit, skuama halus, disertai rasa gatal. Infeksi jamur
superfisialis yang kronis dan asimtomatis disebabkan oleh
Malassezia furfur menyerang stratum korneum dari
epidermis.
Penyakit kulit panu disebabkan oleh jamur. Biasanya diderita oleh seseorang
yang sudah mulai banyak beraktifitas dan mengeluarkan keringat. Apakah ia itu
anak kecil, orang muda atau orang tua. Panu, atau biasa disebut Pityriasis
versicolor banyak disebabkan oleh jamur Pityrosporum ovale dan
merupakan penyakit kronis yang sering berulang.
Pada
awalnya tidak ada gejala yang menunjukkan seseorang akan menderita panu.
Tahu-tahu timbul bercak-bercak di kulit yang terasa gatal. Ada yang unik dari
panu, bila diderita orang yang berkulit putih, maka bercak yang tampak adalah
berwarna kemerahan. Bila diderita orang berkulit gelap, maka bercak yang tampak
adalah warna keputihan (Pityriasis versicolor). Bila terdapat di daerah
kulit yang tertutup, maka akan tampak sebagai bercak kecoklatan atau hitam (Pityriasis
versicolor nigra). Karena terdapat beberapa warna itulah maka panu disebut Pityriasis
versicolor.
Gejala
yang biasanya timbul, adanya bercak-bercak entah itu putih, coklat atau merah,
tergantung warna kulit. Kemudian teraba seperti bersisik halus. Sisik itu bila
digaruk, akan keluar putih-putih kecil seperti butiran bedak. Selain itu, bila
sedang berkeringat akan terasa sangat gatal.
PENYEBAB
PENYEBAB
- Lembab dan panas dari lingkungan,
dari pakaian ketat, dan pakaian tak menyerap keringat.
- Keringat berlebihan karena berolahraga atau karena kegemukan.
- Friksi atau trauma minor, misalnya gesekan pada paha orang gemuk.
- Keseimbangan flora tubuh normal terganggu, antara lain karena pemakaian antibiotik, atau hormonal dalam jangka panjang.
- Keringat berlebihan karena berolahraga atau karena kegemukan.
- Friksi atau trauma minor, misalnya gesekan pada paha orang gemuk.
- Keseimbangan flora tubuh normal terganggu, antara lain karena pemakaian antibiotik, atau hormonal dalam jangka panjang.
Malassezia
furfur (dahulu
dikenal sebagai Pityrosporum orbiculare, Pityrosporum ovale)
merupakan jamur lipofilik yang normalnya hidup di keratin kulit dan folikel
rambut manusia saat masa pubertas dan di luar masa itu.
Alasan
mengapa organisme ini menyebabkan panu, pada beberapa orang sementara tetap
sebagai flora normal pada beberapa orang lainnya, belumlah diketahui. Beberapa
faktor, seperti kebutuhan nutrisi organisme dan respon kekebalan tubuh inang (host’s
immune response) terhadap organisme sangatlah signifikan.
Sebagai
organisme yang lipofilik, Malassezia furfur memerlukan lemak (lipid)
untuk pertumbuhan in vitro dan in vivo.
Lebih lanjut, tahap miselium dapat
dirangsang in vitro dengan penambahan kolesterol dan ester kolesterol
pada medium yang tepat. Karena organisme ini lebih cepat berkoloni/mendiami
kulit manusia saat pubertas dimana lemak kulit meningkat lebih banyak
dibandingkan pada masa remaja (adolescent) dan panu bermanifestasi di
area yang “kaya minyak” atau sebum-rich areas (misalnya: di dada,
punggung), variasi lemak di permukaan kulit individu dipercaya berperan utama
dalam patogenesis penyakit.
Bagaimanapun
juga, penderita panu dan subjek kontrol tidak memperlihatkan perbedaan
kuantitatif atau kualitatif pada lemak di permukaan kulit
C. BENTUK- BENTUK PANU
C. BENTUK- BENTUK PANU
Bentuk 1
Gambaran atau penampilan paling umum panu adalah banyak (numerous), berbatas jelas (well-marginated), bersisik “kecil/sempurna” (finely scaly), makula oval-bulat menyebar di batang tubuh (trunk) dan/atau di dada, dan sesekali ada juga di bagian bawah perut, leher, dan ekstremitas (anggota gerak) bagian proximal (dekat sumbu tubuh).
Gambaran atau penampilan paling umum panu adalah banyak (numerous), berbatas jelas (well-marginated), bersisik “kecil/sempurna” (finely scaly), makula oval-bulat menyebar di batang tubuh (trunk) dan/atau di dada, dan sesekali ada juga di bagian bawah perut, leher, dan ekstremitas (anggota gerak) bagian proximal (dekat sumbu tubuh).
Makula-makula cenderung
bergabung/menyatu, membentuk perubahan pigmen (pigmentary alteration) patches
yang tidak teratur. Sebagaimana arti istilah versicolor
(versi=beberapa), maka panu memiliki karakteristik adanya variasi warna kulit.
Area kulit yang terinfeksi panu dapat menjadi lebih gelap atau lebih terang
dibandingkan dengan kulit di sekitarnya.
Kondisi ini mudah dan jelas
terlihat terutama saat bulan-bulan di musim panas.
Metode light scraping kulit
yang terinfeksi panu dengan alat scalpel blade akan menunjukkan banyak
sekali keratin.
Bentuk 2
Bentuk kebalikan (inverse form) dari panu juga ada, dimana kondisi ini memiliki distribusi yang berbeda sepenuhnya, melibatkan daerah lipatan kulit (flexure), wajah, atau area ekstremitas (anggota gerak, yaitu tangan dan kaki) yang terpisah (isolated). Bentuk panu ini lebih sering terlihat pada hosts yang immunocompromised (mengalami gangguan sistem kekebalan tubuh).
Bentuk kebalikan (inverse form) dari panu juga ada, dimana kondisi ini memiliki distribusi yang berbeda sepenuhnya, melibatkan daerah lipatan kulit (flexure), wajah, atau area ekstremitas (anggota gerak, yaitu tangan dan kaki) yang terpisah (isolated). Bentuk panu ini lebih sering terlihat pada hosts yang immunocompromised (mengalami gangguan sistem kekebalan tubuh).
Bentuk ini dapat dikacaukan
dengan kandidiasis, seborrheic dermatitis, psoriasis, erythrasma,
dan infeksi dermatofit.
Bentuk 3
Bentuk ketiga infeksi M furfur pada kulit melibatkan folikel rambut. Kondisi ini secara khas berlokasi di punggung, dada, dan extremities (anggota gerak tubuh, meliputi tangan dan kaki).
Bentuk ini secara klinis sulit dibedakan dengan bacterial folliculitis. Gambaran Pityrosporum folliculitis adalah perifollicular, pustul atau papula eritematosa.
Bentuk ketiga infeksi M furfur pada kulit melibatkan folikel rambut. Kondisi ini secara khas berlokasi di punggung, dada, dan extremities (anggota gerak tubuh, meliputi tangan dan kaki).
Bentuk ini secara klinis sulit dibedakan dengan bacterial folliculitis. Gambaran Pityrosporum folliculitis adalah perifollicular, pustul atau papula eritematosa.
Faktor predisposisi meliputi:
diabetes, kelembaban yang tinggi, terapi antibiotik atau steroid, dan terapi immunosuppressant.
Sebagai tambahan, beberapa riset melaporkan bahwa M furfur juga berperan di dalam seborrheic dermatitis.
Sebagai tambahan, beberapa riset melaporkan bahwa M furfur juga berperan di dalam seborrheic dermatitis.
D. CARA PENCEGAHAN
·
Mandi yang pakai sabun sehari dua
kali
Setiap hari keringat keluar dari tubuh kita. Keringat
ini selain menyebabkan bau asam, juga meningkatkan kelembaban tubuh. Dan dalam
keadaan seperti ini panu akan mudah sekali tumbuh. Dengan mandi kebersihan dan
kelembaban tubuh dapat berkurang, sehingga jamur panu sulit tumbuh.
·
Jangan bertukar pakaian dengan orang
yang panuan
Panu adalah penyakit menular, panu mudah menempel pada
pakaian. Dengan bertukar pakaian dengan penderita penyakit panu, memungkinkan
terjadinya penularan penyakit yang memalukan ini. Kebiasaan mengganti baju
setiap hari dan selalu menjaga baju kita agar tetap kering wajib hukumnya,
sebab baju yang berkeringat akan menciptakan kelembaban yang tinggi pada daerah
badan dan punggung dan bisa menjadi tempat yang cocok bagi jamur untuk tumbuh.
·
Menggunakan handuk
Mungkin tak pernah terbesit di pikiran kita kalau
bercak putih ”panu” itu akan ada pada kulit kita yang sehat dan bersih. Namun
kita harus tahu bahwa bercak keputihan ini bisa muncul jika kita bertukaran
handuk dengan mereka yang menderita infeksi jamur ini, sebab pada prinsipnya
infeksi jamur bisa berpindah dari satu tempat ke tempat yang lainnya melalui
alat sanitasi yang digunakan bersama-sama, terlebih lagi jika handuk itu lembab
dan basah karena tidak pernah dijemur atau dicuci.
·
Memotong kuku
Tak banyak dari kita yang meyadari bahwa jamur dapat
tumbuh di daerah kuku dan sekitarnya. Jika ada kulit kita yang terinfeksi
jamur, kadang secara tidak sengaja ingin rasanya jari ini menggaruknya sekedar
untuk menghilangkan perasaan gatal tersebut. Hal itu justru akan membuat jamur
itu menempel di bawah kuku kita dan mulai menginfeksi jaringan di bawah kuku,
bahkan memindahkan infeksi jamur itu ke tempat atau kulit di daerah lain tubuh
kita.
·
Air bersih
Kebiasaan mencuci tangan dan mandi dengan air bersih
juga merupakan langkah yang efektif untuk mencegah infeksi jamur. Tentunya air
bersih ini juga harus memperhatikan sumbernya.
E. CARA PENGOBATAN PANU
E. CARA PENGOBATAN PANU
- Bersihkan bagian tubuh yang terserang panu / panuan
- Oleskan dengan pembasmi jamur yang aman untuk manusia, lakukan selama beberapa hari.
- Beberapa orang mengobati panu dengan cara tradisional, yakni menggosokkan lengkuas ke bagian tubuh yang terserang panu tersebut, 2 kali sehari selama satu minggu.
- Kalau panunya sudah menyebar ke seluruh tubuh, sebaiknya hubungi dokter
·
Panu merupakan masalah kulit yang tidak hanya
mengganggu kesehatan tapi juga penampilan karena bercak putih yang
ditinggalkannya. Banyak kasus yang terjadi, walaupun sudah diobati, bercak
putih tersebut seringkali tidak juga hilang.
·
Hal itu karena jamur penyebab panu menghasilkan
suatu zat bernama asam azaleat, yang menyebabkan warna kulit terinfeksi menjadi
lebih pucat.
·
Pada saat kita menggunakan obat-obat panu yang
bersifat anti jamur, biasanya saat sembuh pun warna kulit pucat atau putih
tersebut tetap bertahan lebih lama. Hal ini sering dianggap masyarakat sebagai
‘belum sembuh’, padahal yang tersisa mungkin hanyalah bekasnya, sedangkan
jamurnya sudah mati.
·
Obat-obat panu biasanya bekerja membunuh jamur,
tidak menghilangkan bekas putih. Bekas putih biasanya akan hilang secara
perlahan dengan sendirinya, atau dapat dipercepat dengan banyak berjemur.
·
Berbagai obat anti jamur sebenarnya tersedia di
Indonesia, mulai dari golongan Klotrimasol, Mikonasol, Ketokonasol, Itrakonasol
dan Fluconasol. Beberapa di antaranya dijual bebas, namun sebagian hanya dapat
dibeli dengan resep dokter.
·
Yang sebaiknya diingat adalah pengobatan panu
tidak hanya membutuhkan obat-obatan saja. Kita juga harus dapat mengontrol
faktor risiko jika kita memilikinya.
·
Panu merupakan penyakit kulit yang disebabkan
infeksi jamur Malassezia Spp. Penyakit ini ditandai dengan perubahan warna
kulit (menjadi lebih putih, kemerahan atau kecoklatan) dan disertai sisik yang
halus. Jamur penyebab panu tersebut sebenarnya secara normal dapat dijumpai
pada kulit semua orang.
·
Beberapa faktor risiko tertentu, misalnya
kelembaban yang tinggi, sering berkeringat, meminum obat-obat antibiotik atau
obat lain yang dapat menurunkan daya tahan dalam jangka yang cukup panjang,
akan membuat jamur ini berkembang lebih pesat (overgrowth). Sehingga
menimbulkan kelainan kulit, antara lain dalam bentuk panu.